Minggu, 25 November 2012

Model-model manajemen koperasi




                  MODEL-MODEL MANAJEMEN KOPERASI
                          koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal luar (modal asing). Koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal asing dalam upaya memenuhi kebutuhan modalnya.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari koperasi itu sendiri atau modal yang menanggung resiko. Adapun modal sendiri meliputi :

1.      Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayar oleh anggota koperasi kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih berstatus sebagai anggota. Nilai atau besaran simpanan pokok diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi yang bersangkutan.
2.      Simpanan wajib yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
3.      Dana Cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutupi kerugian koperasi yang mungkin terjadi atau bila diperlukan. Dana cadangan juga dimaksudkan bagi jaminan koperasi di masa yang akan dating dan diperuntungkan bagi perluasan usaha, pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
4.      Hibah merupakan sumbangan dari pihak-pihak tertentu yang diserahkan kepada koperasi dalam upaya ikut serta mengembangkan usaha koperasi.

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara ada di dalam perusahaan koperasi, dan bagi perusahaan koperasi modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus dibayar kembali atau biasanya didapatkan dari proses pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Modal ini dapat dikelompok menjadi :

1.      Utang jangka pendek (jangka waktunya paling lama 1 tahun).
2.      Utang jangka menengah (jangka waktunya paling lama 10 tahun).
3.      Utang jangka panjang (jangka waktunya lebih dari 10 tahun).


Sumber :

Organisasi sebagai suatu sistem



ORGANISASI SEBAGAI SUATU SISTEM
Definisi sederhana dari organisasi adalah suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang, pengetahuan dan lain – lain. Tujuan disini dapat di definisikan sebagai output, dan untuk menjadi output di perlukan input. Input dapat berupa raw material, sumber daya manusia, uang, informasi dan lain – lain. Sistem sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Di dalam organisasi terjadi konversi dari input menjadi output dan di perlukan banyak proses yang saling berhubungan dari fungsi-fungsi struktural yang ada sebagai contoh RND, Produksi, Accounting, Marketing, IT dan lain -lain. Proses berjalan sampai menjadi output dan akan di dapat data yang di hasilkan selama berjalan. Diharapkan data dapat diolah menjadi informasi dan di kembalikan kembali ke setiap fungsi departemen dimana akan di gunakan untuk mengukur kinerja, kontrol dan untuk pendukung dari pengambilan keputusan. Ratusan atau ribuan proses ini saling berhubungan dan bekerja sama dapat kita namakan dengan istilah business process. Business process akan berkembang terus sejalan dengan berkembangnya organisasi. Organisasi bukan sekedar shared vision, strategy, structure, system, style, staff and skills. Organisasi bisa dilihat sebagai sistem sosial, ini cara paling pas melihat organisasi dari perspektif lebih lebar. Inilah cara menterjemahkan “patterns” dan “events”. Pada masa lalu, kita melihat organisasi hanya fokus pada bagian-bagian tertentu. Bila sebuah departemen bekerja bagus sendiri dan tak terkoneksi dengan departemen lainnya, akibatnya organisasi
akan menderita.
Saat ini, banyak manajer mengakui begitu banyaknya bagian dalam organisasi, khususnya keterkaitan antar bagian seperti koordinasi antara pusat dan daerah, mandor dan buruh dan lain-lain. Para manajer saat ini lebih peduli pada apa yang bekerja di dalam organisasi dan feedback. Jadi, bila ada persoalan dalam organisasi, manajer tidak serta merta fokus pada persoalan yang dilaporkan, melainkan melihat pola keterkaitan yang lebih besar. Manajer lebih fokus pada hasil yang ingin dicapai organisasi. Caranya, manajer lebih fokus pada struktur yang bisa menciptakan perilaku yang mempengaruhi tindakan – dibandingkan reaktif pada tindakan-tindakan yang selalu berulang sejak masa lalu.
* Teori Sistem dan Berfikir Sistem
Salah satu terobosan penting dalam melihat dunia yang kompleks adalah teori sistem. Aplikasi teori ini dikenal sebagai analisis sistem. Salah satu alat bantu analisis sistem adalah berfikir sistem. Secara awam, berfikir sistem adalah sebuah cara membantu seseorang melihat dunia — termasuk organisasi — dari perspektif yang luas termasuk struktur, pola dan tindakan dibandingkan melihat tindakan secara khusus. Cara pandang yang luas membantu menemukenali isu-isu yang mendasar dan tahu cara paling jitu mengatasinya.
*Karakter Sistem
Perilaku keseluruhan sistem bergantung pada keseluruhan struktur bukan penjumlahan dari bagian-bagiannya. Struktur menentukan perilaku yang bermacammacam, dan pada gilirannya menentukan berbagai kegiatan. Kerapkali, kita hanya melihat dan menanggapi tindakan-tindakan. Inilah tindakan-tindakan yang reaksioner. Kita lupa pada skema-skema yang lebih besar. Seringkali di dalam organisasi, kita berfikir bisa memecah belah sistem dan hanya merespon bagian-bagian di dalam sistem atau memilah bagian-bagian dari sebuah topik. Teori sistem mengingatkan kita bila Anda mencincang sebuah gajah, maka Anda tak mendapatkan segerombolan gajah-gajah kecil. Sistem memiliki batas maksimum. Bila kita mencoba menciptakan sistem yang lebih besar, maka sistem itu akan memecah diri untuk mencapai kestabilan baru. Terlalu sering di dalam organisasi, kita selalu mencoba tumbuh dan membesar – sampai batas sistemnya. Pada titik ini, kita lagi-lagi hanya melihat tindakan, bukan
perilaku, kebiasaan atau struktur yang mempengaruhinya. Jadi kita hanya berfikir jangka pendek dan selalu menciptakan problem baru. Ciri sistem yang lain yaitu sistem cenderung mencari keseimbangan di lingkungannya. Sistem yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, cenderung cepat mencapai batasnya seperti feedback dari client atau pelanggan. Relasi sirkular hidup antara keseluruhan sistem dan bagian-bagiannya. Coba perhatikan sebuah organisasi biasanya selalu mengalami problem yang sama dan terus berulang. Problem senantiasa melingkar di dalam organisasi. Dan pada gilirannya, anggota organisasi bisa menemu-kenali pola berulang tapi tidak bisa menemukan si siklusnya sendiri. Bila kita bisa menemukan siklus dan sirkularnya, kita bisa melakukan intervensi yang sistemik.





Proses partisipasi anggota dalam manajemen koperasi



PROSES PARTISIPASI ANGGOTA DALAM MANAJEMEN KOPERASI
 
PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI

Partisipasi bisa dipandang dari sifatnya, bentuknya,pelaksanaan dan peran serta perorangan/ sekelompok orang.Dimensi dimensi partisipasi yakni:
a.Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnyaDipandang dari sifatnya partisipasi adalah berupapartisipasi yang dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela(foluntary).
b.Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya.Dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat bersifat formal (formal participation) dan dapat pula bersifat informal (informal participation). Pada koperasi kedua bentuk partisipasi ini bisa dilaksanakan secara bersama sama.Manajemen koperasai bisa merangsang partisipasi anggota secara formal maupun informal, tergantung situasi dan kondisi serta atuan aturan koperasi yang diberlakukan.
c.Partisapasi dipandang dari pelaksanaannya
  Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dipandang secara langsung dan tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahasa pokok persoalan, mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.Dimensi partisipasi dipandang dari kepentigannya.Dipandang dari segi kepentigannya partisipasi dalam koperasi dapat berupa partisipasi kontributif (contributif participation) dan partsisipasi insentif (incentif participation).Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran gandaanggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
Antara partisipasi kontributif dengan partisipasi intensif terdapat hubungan yang sangat erat,yaitu :
a.Dalam rangka mebiayai pertumbuhan koperasi,kontribusi keugan baik yang berupa simpanan pokok,simpanan wajib, simpanan sukarela maupun yangberasal dari usaha sendiri para anggota ( partisipasikonstribusi keuangan) sangat diperlukan.
b.Setelah dana terkumpul tersebut digunakan olehperusahaan koperasi, proses pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan dan kebijaksanaan sertaproses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik perusahaan koperasi (partisipasi kontributif anggota dalam pengambilan keputusan)
c.Tetapi untuk mendukung pertumbuhan koperasi anggota sebagai pelanggan/pemakai harus

Sumber :


     

Mekanisme kerja koperasi



MEKANISME KERJA KOPERASI
Program Kerja didasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan. Dengan demikian program kerja tidak merupakan daftar keinginan tapi berkaitan dengan target sasaran terhadap tujuan. Meliputi hal-hal sebagai berikut:
  1. Bidang Organisasi,
  2. Mengaktifkan usaha dagang sesuai dengan fungsinya;
    1. Membuat dan menyebarluaskan berbagai informasi melalui website tentang fasilitas dan aktivitas Koperasi;
    2. Menyelenggarakan RAT tahun buku 2010 selambat-lambatnya pada bulan Maret tahun 2011:
    3. Penyesuaian komisariat KPRI sehubungan dengan penataan status.
    4. Menyusun rencana kegiatan seksi pengawasan berdasarkan data dan program sekretariat dan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
    5. Memimpin dan mengkoordinasikan baawahan agar pelaksanaan tugasnya berjalan dengan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yanag berlaku.
    6. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan dalam tugas sesuai dengan yang diharapkan
    7. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya
    8. Merencanakan program operasional penjabaran kebijakan teknis,memberikan bimbingan dan konsultasi di bidang usaha koperasi.
  1. Bidang Usaha,
    1. Melaksanakan pembinaan terhadap BDS (Bussines Development Services) dalam rangka meningkatkan fungsi dan peranannya sebagai lembaga konsultan usaha bagi pengusaha kecil menengah.
    2. Melaksanakan pengembangan usaha produktif yang berkaitan dengan usaha koperasi
    3. Menggiatkan simpanan sukarela dari anggota yang dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak;
    4. Melaksanakan kegiatan pemetaan usaha koperasi.
    5. Melaksanakan kegiatan utin koperasi.
      1. Upaya relokasi kantor.
      2. Melaksanakan pengembangan usaha produktif yang berkaitan dengan usaha koperasi.
  1. Bidang Keuangan,
  2. Memfasilitasi pengembangan permodalan koperasi,yaitu :
  1. Meningkatkan iuran santunan, untuk meningkatkan pelayanan;
  2. Memperbaiki dan meningkatkan pemeliharaan ambulance;
  3. Memberi bantuan kepada lembaga atau kegiatan yang relevan dengan perkoperasian. Sedangkan besarnya  bantuan  bagi   lembaga    atau    kegiatan     setinggi-tingginya Rp 150.000,- untuk intern,  sedangkan untuk  di luar setinggi-tingginya    Rp 50.000,-
  4. Menjalin kerja sama dengan pihak perbankkan, dalam upaya peningkatan pemberian pinjaman kepada para anggota;
  1. Bidang Kerjasama,
    1. Meningkatkan kerjasama dengan Pembantu Rektor, Usaha dan Kerjasama Universitas;
    2. Melaksanakan promosi/pameran dan kemitraan usaha koperasi dengan pelaku usaha lainnya.
    3. Mengembangkan jaringan usaha koperasi.
    4. Melaksanakan kegiatan pemetaan usaha koperasi.
  1. Bidang Administrasi Pembukuan, Transparansi dan Akuntabilitas,
    1. Mengadakan penilaian kesehatan usaha simpan pinjam.
    2. Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan koperasi.
    3. Menghimpun dan menganalisa data hasil pembinaan sebagai bahan perencanaan dan penyusunan program pengembangan usaha koperasi.
    4. Membuat laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
  1. Bidang ketenagakerjaan,
    1. Mengikutsertakan Karyawan/Anggota dalam berbagai pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan/diundang mitra
    2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota tentang website dan kewirausahaan..
    3. Melaksanakan pembinaan terhadap BDS (Bussines Development Services) dalam rangka meningkatkan fungsi dan peranannya sebagai lembaga konsultan usah bagi pengusaha kecil menengah.
    4. Memerikasa dan mengevaluasi hasi kerja bawahan dengan cara memcocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja
    5. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan karier.
Sumber :