JAKARTA - Meski Rapat Dewan
Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) menetapkan level suku bunga acuan (BI rate)
bertahan di level 7,5 persen memberikan imbas positif bagi bursa saham, namun
tidak dengan pasar uang. Rupiah justru kembali melemah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS).
Kepala Riset Trust Securities
Reza Priyambada mengatakan, ditambah dengan komentar Presiden ECB, Mario Draghi
yang tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendahnya membuat laju Euro juga
kembali melemah dan berimbas negatif pada laju Rupiah terhadap dolar AS
"Begitupun dengan dolar
Australia (AUD) yang juga melemah merespon sentimen akan diberlakukannya
tapering off memberikan tambahan tekanan bagi Rupiah," ucap Reza di
Jakarta, Jumat (10/1/2013).
Menurut Reza, nilai tukar Rupiah
terhadap dolar AS diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp12.289-12.248 per USD
menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI).
"Laju Rupiah dibawah target
support Rp12.238 per USD, imbuhnya.
Sebelumnya, nilai tukar Rupiah
terhadap dolar AS ditutup menguat pada sore kemarin. Rupiah menyentuh Rp12.193
per USD.
Pada perdagangan non-delivery
forward (NDF) Rupiah menguat 42 poin atau 0,34 persen ke Rp12.193 per USD.
Dalam pergerakan hariannya, Rupiah menyentuh level tertinggi di Rp12.158 per USD,
sedangkan posisi terendah di Rp12.260 per USD.
Kesimpulan : dengan tetapnya
level suku bangsa ini akan berdampak positif bagi bursa saham,namun berdampak
negatif bagis pasar uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar