Harga Elpiji 12 Kg
Naik, Pertamina Masih Rugi Rp 6,5 Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com — Harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram
naik Rp 12.000 per tabung. Meski demikian, PT Pertamina tetap mencatatkan
kerugian Rp 6,5 triliun kendati harga gas tersebut telah dinaikkan.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebutkan, Pertamina sebelumnya
pernah dijanjikan pemerintah bisa menaikkan harga elpiji 12 kg secara bertahap.
Namun, sampai sekarang janji itu tak terealisasi.
"Dulu Pertamina dijanjikan bisa menaikkan secara
bertahap. Tapi, awal tahun mau naik dibilang awal tahun kok naik. Pertengahan
tahun naik, dibilang tengah tahun kok naik. Akhir tahun mau naik, dibilang
akhir tahun kok naik. Selama 4 tahun begitu terus," kata dia, Senin
(6/1/2014).
Kerugian Pertamina dari bisnis gas 12 kg menjadi temuan BPK.
Ketua BPK Hadi Purnomo dalam konferensi pers hari ini menyebutkan, dari Januari
2011 hingga Oktober 2012, Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp 7,7 triliun
dari bisnis elpiji nonsubsidi 12 kg.
Dahlan menegaskan, sejak 4 tahun lalu Pertamina memang tidak
direstui oleh pemerintah untuk menaikkan harga elpiji 12 kg. Padahal, kenaikan
harga elpiji 12 kg merupakan wewenang BUMN migas itu.
"Ini mau pilpres naik, dibilang mau pilpres kok naik.
Mau pelantikan presiden, dibilang pelantikan kok naik. Yah begitulah
problematikanya," tukasnya.
Kesimpulan : Harga elpiji naik sangat menyusahkan
masyarakat,ini bisa menimbulkan masalah ekonomi buat masyarakat dan negara
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar