Kamis, 09 Januari 2014

Perkebunan Diselimuti Abu Vulkanik Marapi, Petani Merugi



Perkebunan Diselimuti Abu Vulkanik Marapi, Petani Merugi
Petani daun bawang di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, terancam gagal panen lantaran tanaman mereka rusak ditimpa hujan abu vulkanik letusan Gunung Marapi yang terjadi sejak Senin 6 Januari.
Jon Rames, seorang petani daun bawang di Kanagarian Gunung, Kecamatan Padang Panjang Timur, mengaku terancam merugi Rp10 juta. Seluruh tanaman bawang di lahan seluas 1,5 hektare, daunnya menguning. Lahan tersebut berada sekira enam kilometer dari puncak gunung.
“Tanah di sini memang sangat subur, tapi sewaktu hujan abu menyiram tanaman, dampaknya seluruh tanaman rusak,” aku Jon di kebunnya, Jumat (10/1/2014).
Kendati kerugian di depan mata, menurutnya masih ada harapan bangkit bila aktivitas vulkanik Marapi mereda. Daun yang mengering akan berganti dengan tunas muda. “Tunas muda itu bisa dipanen 10 hari ke depan, kalau tidak kembali diselimuti abu,” terangnya.
Dia menambahkan, hujan abu memang kerap turun di wilayah Padang Panjang, Batipuh, Aia Angek, dan Kota Laweh, saat Marapi meletus. “Kalau angin dari arah timur mengarah ke barat, yang biasa kena dampak hujan abu adalah Padang Panjang, Batipuh, Aia Angek, sampai Koto Laweh,” terangnya.
Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar merupakan sentra penghasil sayur mayur di Sumatera Barat. Tanaman yang terkenal di sana adalah daun bawang, cabe, kol, serta selada.
Seperti diberitakan, gunung setinggi 2.891 mdpl tersebut turun menunjukkan aktivitas. Sejak empat hari kebelakang telah terjadi 23 kali letusan dengan tinggi semburan abu bervariasi antara 200 hingga 700 meter. Hingga kini belum ada imbauan mengungsi bagi warga, namun PVMBG Kementrian ESDM melarang adanya aktivitas di radius tiga kilometer dari puncak. Sementara pemukiman terdekat berada di jarak lima kilometer. (Wahyu Sikumbang/Sindo TV/ris)
Kesimpulan : Dengan gagal panen ini bisa mengakibatkan kerugian buat para petani.Juga bisa mengakibatkan daun bawang harganya bakal naik karena stoknya sedikit.Ini bisa menimbulkan masalah ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar